by

Penyakit Stroke Bisa Menyerang Siapa Saja Tanpa Mengenal Usia. Ketahui Pencegahannya.

Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak mengalami gangguan atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa pasokan darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati. Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik.

Banyak mitos yang beredar mengenai penyakit stroke. Salah satu mitos yang paling dipercaya adalah stroke hanya menyerang para orang tua. Faktanya, stroke bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal usia.

Gejala Penyakit Stroke

Ciri-ciri dan gejala penyakit stroke adalah hal penting yang harus diketahui. Apalagi mengingat penyakit ini termasuk dalam kasus kegawatan Neurologi. Ada tiga gejala utama stroke yang mudah untuk dikenali, yaitu:

  • Salah satu sisi wajah akan terlihat lebih turun dan pengidap tidak mampu tersenyum karena mulut atau mata tampak terkulai.
  • Pengidap tidak mampu mengangkat salah satu lengan karena terasa lemas atau mati rasa. Tidak hanya lengan, tungkai yang berada pada sisi yang sama dengan lengan juga mengalami kelemahan.
  • Ucapan menjadi tidak jelas, kacau, atau bahkan tidak mampu berbicara sama sekali meski pengidap terlihat sadar.

Gejala yang dialami penderita stroke bisa meliputi:

  • Lemah pada otot-otot wajah yang membuat satu sisi wajah turun
  • Kesulitan mengangkat kedua lengan akibat lemas atau mati rasa
  • Kesulitan berbicara
  • Disartria
  • Kesemutan
  • Kesulitan mengenal wajah (prosopagnosia)

Penyebab Penyakit Stroke

Secara umum, ada dua penyebab utama stroke yaitu arteri yang tersumbat (stroke iskemik) atau kebocoran atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).

1. Stroke iskemik

Terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak mengalami penyempitan, sehingga menyebabkan aliran darah ke otak sangat berkurang. Kondisi ini disebut juga dengan iskemia. Stroke iskemik dapat dibagi lagi ke dalam 2 jenis, stroke trombotik dan stroke embolik.

ARTIKEL TERKAIT:  10 Makanan Ini Cocok Untuk Penderita Maag Kronis

2. Stroke hemoragik

Terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah sehingga menyebabkan perdarahan. Pendarahan di otak dapat dipicu oleh beberapa kondisi yang memengaruhi pembuluh darah.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan stroke hemoragik meliputi:

  • Tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol
  • Pengobatan berlebihan dengan pengencer darah (antikoagulan)
  • Tonjolan di titik lemah di dinding pembuluh darah (aneurisma)
  • Trauma, seperti kecelakaan mobil
  • Deposit protein pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan kelemahan pada dinding pembuluh darah (cerebral amyloid angiopathy)

Faktor Risiko Penyakit Stroke

Faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami stroke, yaitu faktor kesehatan, gaya hidup, dan faktor lainnya. Selain stroke, berbagai faktor tersebut juga berisiko meningkatkan risiko serangan jantung. Ada sejumlah faktor risiko penyakit stroke, diantaranya:

  • Usia. Penyakit ini sering menyerang seseorang yang berusia di atas 60 tahun. Meski begitu, stroke juga dapat mengenai orang dengan usia muda. Sekitar 28% penderita stroke menyerang orang yang berusia di bawah 65 tahun.
  • Jenis Kelamin pria lebih banyak dibanding wanita. Wanita lebih berisiko untuk stroke perdarahan dibanding pria.
  • Penyakit jantung. Beberapa obat-obatan yang dipakai untuk terapi penyakit jantung dapat meningkatkan risiko untuk stroke perdarahan.
  • Hipertensi. Sekitar 70% penderita stroke disebabkan oleh hipertensi.
  • Merokok. Dengan jumlah 1 pak per hari mempunyai risiko untuk stroke hingga 2-2,5 kali dibanding dengan orang bukan perokok.
  • Diabetes atau kencing manis
  • Obesitas. Dapat meningkatkan resiko stroke baik perdarahan maupun sumbatan, tergantung pada faktor risiko lainnya yang ikut menyertainya.
  • Penyalahgunaan obat. Obat kokain dan methamphetamine, merupakan faktor risiko yang kuat untuk stroke terutama pada usia muda. Begitu pula steroid yang digunakan untuk body building juga dapat meningkatkan stroke.
  • Genetik.
  • Faktor emosi. Mental seperti stress yang berat mempunyai risiko lebih tinggi untuk timbul stroke.
  • Kondisi fisik dan medis lainnya seperti sleep apnoea.
ARTIKEL TERKAIT:  7 Penyebab Asam Lambung yang Perlu Anda Ketahui

Diagnosis Penyakit Stroke

Agar dapat menentukan jenis penanganan yang tepat bagi pengidap stroke, dokter akan mengevaluasi terlebih dahulu jenis stroke dan area otak yang mengalami stroke. Sebagai langkah awal diagnosis, dokter akan bertanya kepada pengidap atau anggota keluarganya tentang beberapa hal, meliputi:

  • Gejala yang dialami, awal munculnya gejala, dan apa yang sedang pengidap lakukan ketika gejala muncul.
  • Jenis obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
  • Apakah pengidap pernah mengalami cedera di bagian kepala.
  • Memeriksa riwayat kesehatan pengidap dan keluarga terkait penyakit jantung, stroke ringan (TIA), dan stroke.

Dokter juga akan merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan penunjang seperti:

  1. Pemeriksaan darah : Tes ini dilakukan untuk mengecek ada atau tidaknya infeksi, kadar gula darah, risiko pembekuan darah, dan mengetahui keseimbangan elektrolit dalam darah.
  2. CT scan : Untuk mengetahui kondisi otak lebih detail.
  3. MRI : Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui gambaran otak pengidap secara lebih mendetail.
  4. Elektrokardiografi : Membantu dokter menemukan kelainan detak jantung, adanya indikasi penyakit jantung koroner yang bisa terjadi bersama penyakit stroke.
  5. Ekokardiografi : Pemeriksaan dilakukan guna mendeteksi sumber gumpalan pada jantung sekaligus mengecek fungsi dari pompa jantung.
  6. USG doppler karotis : Pemeriksaan dilakukan dengan memanfaatkan gelombang suara untuk menghasilkan gambar aliran darah, di dalam pembuluh arteri karotis di leher secara lebih mendetail.

Pengobatan Penyakit Stroke

Pengobatan khusus yang diberikan pada pengidap stroke bergantung pada jenis stroke yang dialaminya, apakah mengarah pada stroke iskemik atau stroke hemoragik.

  1. Pengobatan stroke iskemik : Berfokus untuk menjaga jalan napas, mengontrol tekanan darah, dan mengembalikan aliran darah.
  2. Pengobatan stroke hemoragik : Untuk mengurangi tekanan pada otak dan mengontrol perdarahan. Ada beberapa bentuk pengobatan yang dilakukan, antara lain konsumsi obat-obatan dan operasi.
  3. Pengobatan TIA : Menurunkan faktor risiko yang dapat memicu timbulnya stroke, sehingga penyakit jantung dapat dicegah.
ARTIKEL TERKAIT:  7 Penyebab Stroke Ringan yang Wajib Diwaspadai

Pencegahan Penyakit Stroke

Tindakan yang dapat dilakukan bisa berupa pemberian obat-obatan atau operasi. Selain itu, untuk mendukung proses pemulihan, penderita akan disarankan untuk menjalani fisioterapi dan terapi psikologis.

Pada umumnya, pencegahan stroke hampir sama dengan cara mencegah penyakit jantung, yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti:

  • Menjaga tekanan darah agar tetap normal
  • Tidak merokok dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol
  • Menjaga berat badan ideal
  • Berolahraga secara rutin
  • Menjalani pemeriksaan rutin untuk kondisi medis yang diderita, misalnya diabetes dan hipertensi

Kapan Harus ke Dokter?

Lakukan pemeriksaan ke rumah sakit terdekat secara rutin. Dokter.my bisa membantu buat janji dengan dokter yang berpengalaman di Malaysia, yang berkerja dengan salah satu rumah sakit di Kuching Malaysia.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed